[CHAPTER 6] The Maiden Who Travels The Planet


Chapter 5 bisa di baca disini

Bagian 6

“Hahaha…”

Aerith berhenti dan berbalik setelah mendengar suara tawa itu.

Bahkan ketika Cloud dan yang lain bertarung untuk menemukan cara menghentikan rencana Sephiroth di Northern Crater, ia terus melanjutkan perjalanannya di dalam Lifestream, mencari cara untuk menghancurkan barrier yang di pasang Sephiroth atau menemukan cara agar ia bisa mengaktifkan Holy. Tapi hingga sekarang hasilnya masih nihil. Dengan kekuatan penuh Jenova, Sephiroth memasang pelindung ekstrem di sekitar Crater tempat awal di mana ia akan menjalankan rencananya hingga ke dasar lautan Lifestream sekalipun. Dengan itu, dia dapat dengan tenang menunggu Jenova bangkit seutuhnya dan dengan aman bersembunyi dari Weapon yang bangkit untuk melindungi Planet dari kekacauan.

Jika Aerith tidak bisa tepat waktu… Ketika Aerith mulai berfikir atas situasinya, suara tawa misterius itu kembali terdengar.

Bayangan jiwa baru muncul perlahan dalam lautan Mako. Pria mengenakan jas lab dan memiliki raut wajah sinis serta memiliki tawa yang tidak mengenakkan – ia adalah orang Shinra, ilmuwan di balik proyek eksperimen pada tubuh manusia. Hojo perlahan berbalik mendekati Aerith.

“Professor Hojo…”

“Ah, putri Ancients. Ternyata begitu. Selama darah Cetra ada dalam tubuhmu, wujudmu akan tidak akan menghilang walaupun di dalam Lifestream sekalipun. Mereka hanya kehilangan raga duniawi saja… Hahaha, sungguh sempurna seperti Jenova dan Sephiroth saja.”

“Jangan samakan diriku dengan mereka. Dan kau masih tidak mengingat namaku.”

“Itu bukan masalah. Sejauh ini nama Ancients jauh lebih unik dan cocok bagi kaum seperti kalian. Oh ya, dalam banyaknya sample yang ku punya masih belum cukup untuk membedakanmu…”

“Apa kehidupan orang-orang hanya sebagai subjek untuk percobaanmu? Kau belum berubah sedikitpun sekalipun yang ada disini hanyalah jiwamu?”

“Hahaha… Kyahaha!”

Hojo tertawa seakan-akan Aertih telah mengatakan sesuatu yang lucu.

“…Heehee, heeheehee. Tidak, aku telah berubah. Banyak yang sudah kualami sebelum aku dikirim kedalam Lifestream ini. Kau tidak mengerti, kan? Ah, jas lab ini salah satu contohnya.”

Hojo menunjukkan jari-jarinya ke arah jas laboratorium yang ia kenakan yang tiba-tiba hancur berkeping-keping, melayang-layang seperti bulu, menunjukkan tubuh asli Professor itu.

“…!”

Aerith shock dengan apa yang ia lihat. Tubuhnya bukanlah tubuh manusia melainkan tubuh yang telah berubah karena sel-sel Jenova. Hojo mencoba berbagai cara untuk bereksperimen dengan tubuh-tubuh orang lain sebelum akhirnya ia mencoba dengan tubuhnya sendiri.

“Heeheehee. Dengan kata lain, aku tidaklah berbeda dengan sample yang selama ini aku buat. Bahkan kau tidak pernah membayangkan kalau aku telah berubah seperti ini, kan?”

Faktanya niat jahat Hojo sekarang tidaklah sama seperti niat Dyne (baca Chapter 3) yang murni karena balas dendam. Tidak seperti ambisi Presiden Shinra yang ingin mencapai tujuan akhir dengan menghalalkan segala cara. Hojo lebih terlihat seperti mayat hidup. Ia terlihat seperti dimabuk ilmu pengetahuan, terlalu terobsesi dengan tujuan akhirnya hingga mengorbankan hidupnya sendiri.

“Sekarang inilah bukti aku telah melampaui pencapaian Gast, bahkan jika ia mencoba untuk melarikan diri dari ilmu pengetahuan sebagaimana perbuatan bodohnya. Jika sekarang Gast yang memimpin Proyek Jenova, ia pastinya akan tahu kalau kekacauan semacam ini tidak akan terjadi… Haha, ya. Professor Gast adalah ayahmu, kan?”

“…Ayah tidak akan mengorbankan Planet demi ilmu pengetahuan.”

Aertih mengetahuinya ketika memori Cloud dan Tifa bergabung dengan Lifestream ketika mereka berada di Lifestream beberapa saat yang lalu. Aerith juga tahu bahwa Hojo lah yang membunuh ayahnya ketika Proffesor Gast mencoba mencegah Hojo untuk mengambil Aerith yang akan digunakan sebagai sample ketika ia baru lahir.

“Ha, itulah yang tidak bisa Gast lakukan. Berhenti dan hanya bisa menhujat ilmu pengetahuan ketika dirimu lahir… Heh, waktu kita bicara telah usai.”

Tanpa menunjukkan sedikitpun rasa bersalah, Hojo memalingkan mukanya kea rah Northern Crater.

“Anakku- Jenova memanggilku. Dia meminta lebih banyak sumber energi. Hahaha, aku akan mengorbankan diriku untuknua. Dan ketika ketika kita menyatu, tidak ada yang bisa menghentikan kami. Ini akan menjadi reuni kita.”

Hojo, orang terakhir yang akan bergabung dengan Jenova tertawa lepas, ia mulai beranjak menuju dimana Jenova sekarang berada.

“Ancient, biarkan aku memberimu satu saran terakhir. Tidak peduli apa yang kau lakukan, itu akan sia-sia. Ini merupakan bagian dari siklusk Planet. Banyaknya kehidupan di alam semesta ini akan jatuh kedalam siklus Planet ini dan sekaranglah saatnya. Jadi, kemanakah jiwa-jiwa ini akan pergi? Bahkan jika kau mencoba untuk menghancurkan mereka, itu semua tidak akan menghilang. Semuanya akan bergabung kembali di lautan Mako, menjadi satu bagian dengan Planet dengan wujud yang kita sebut Lifestream. Suatu hari, kau akan menjadi bagian dari Jenova juga. Hahaha… Ini hanya masalah waktu hingga semuanya terjadi.”

“Aku tidak akan membiarkan itu terjadi!”

“Heh.. Suatu hari kau akan mengerti, Ancient. Hahahaha-!”

Hojo perlahan menghilang seiring dengan suara tawanya. Dan kemudian Hojo akan menjadi tumbal untuk Sephiroth dengan perasaan penuh bangga. Hingga akhirnya hayatnya, ia tidak sekalipun menunjukkan malu ataupun rasa bersalah.

Aerith tahu kalau kematian Hojo akan menjadi akhir dari Sinra. Dalam kasus ini, pertarungan dahsyat sudah menanti Cloud dan yang lainnya.

Aerith mulai berlari. Jika Hojo menjadi tumbal Sephiroth maka ada sesuatu yang bisa ia lakukan untuk mencegahnya agar dapat melindungi Planet.

Dan itulah yang saat ini ia percaya.


Chapter 7 (terakhir) bisa di baca disini

[CHAPTER 6] The Maiden Who Travels The Planet [CHAPTER 6] The Maiden Who Travels The Planet Reviewed by iqbalSP on 01:56 Rating: 5

No comments:

Advertise