[CHAPTER 7] The Maiden Who Travels The Planet - LAST


Chapter 6 bisa di baca disini

Bagian 7

Cloud dan rekan-rekannya berhasil mengalahkan Sephiroth. Tenggelam kedalam ‘luka’ Planet dan menyerap energi Mako, Sephiroth yang asli hidup kembali dengan kondisi luka yang sepenuhnya telah pulih. Dalam pertarungan sebelumnya, ia seharusnya telah tersedot kedalam Jenova, ambisi dan kekuatan yang ia punya seharusnya dapat ia kendalikan seutuhnya, tetapi tetap saja tubuh aslinya sudah hancur karena menerima kekuatan yang luar biasa dari Jenova. Dengan mempertimbangkan kondisi tubuh yang sudah hancur dan penuh luka, ia akhirnya memilih mundur.

Tapi hanya Cloud yang tahu tentang mundurnya Sephiroth. Setelah menerima sel-sel Jenova, terlihat ada bekas tanda kalau ia telah menjadi satu dengan Jenova. Melihat kondisi itu, Cloud merasa kalau ia mungkin pernah mengalami hal serupa ketika ia masih berada di dalam Lifestream.

Membiarkan Sephiroth melarikan diri di dalam lautan Mako, Cloud tidak tinggal diam. Apapun kondisinya, musuh lamanya telah menunggu ia sendiri. Jiwa Sephiroth belumlah menghilang dan ia masih berada di salah satu tempat di Planet ini.

Di dalam tempat yang penuh energi itu, pedang mereka saling beradu satu sama lain. Sephiroth yang merupakan Soldier terkuat dan orang yang paling di kagumi, mempunyai bilah pedang yang panjangnya berbeda dari Cloud bagai bumi dan langit. Tapi Cloud tidak gentar. Percaya kalau ia mampu mengalahkannya, Sephiroth menghujamkan pedang panjangnya pada serangan berikutnya dan dengan segera Cloud mengerahkan segala kekuatan yang ia miliki (Limit break Omnislash jika di dalam game FFVII). Pedang besarnya spontan mengoyak tubuh Sephiroth, serangannya bertubi-tubi, 15 hit telak tidak dapat di hindari mengenai Sephiroth.

Wajah Sephiroth tersenyum sinis. Meskipun serangan telak yang barusan ia terima telah menghancurkan tubuh spiritualnya ia masih saja bisa tertawa. Sephiroth telah kalah. Mimpi buruk Cloud di Nibelheim sejak 5 tahun lalu akhirnya berakhir.

Tak lama kemudian Holy muncul.

Saat ini, jiwa Cloud masih terpisah dari raganya yang sekarang masih berada di dalam dunia Mako, ia melihat sepasang tangan yang memandunya untuk keluar dari Lifestream. Mengingatkan Cloud pada tangan seorang gadis penjual bunga di Midgar. Secara tidak sadar, Cloud mencoba untuk meraihnya…

Hingga pada akhirnya, kesadarannya kembali. Tifa menggenggam tangan Cloud yang hendak jatuh dari tebing Nortren Crater, (scene akhir di Northren Crater di game)

Jika saja Cloud tidak sadar dengan sepasang tangan yang memandunya untuk keluar dari Lifestream, ia sekarang pasti masih terjebak di dalam lautan Mako tersebut. Cloud akhirnya menyadari jika itu bukanlah kebetulan semata.

Tapi semua telah terlambat.

Midgar sedikit lagi akan terkena dampak dari jatuhnya Meteor. Gesekan gravitasi antara Planet dan Meteor memporak-porandakan piringan bagian atas Midgar. Dan ajaibnya, energi Holy tiba-tiba muncul yang menyebar di antara Planet dan Meteor sehingga mengurangi dampak kerusakan dari bencana tersebut.

Pada tingkat ini, tidak hanya penduduk Midgar yang tinggal di daerah kumuh saja yang menjadi korban, kenyataannya Planet mengalami kerusakan parah pada beberapa bagian tempat yang membutuhkan pemulihan segera agar masih para manusia tetap bisa tinggal. Rencana Sephiroth barulah dimulai sekarang, semua orang tahu kalau sesuatu yang mengerikan akan terjadi.

Planet akan hancur.

“Teman-teman, pinjamkan aku kekuatan kalian!”

Aerith menangis. Perasaannya menyatu dengan lautan Mako dan terbawa Lifestream tersebar ke seluruh Planet.

“Aku tidak bisa melakukannya sendiri. Mari kita lindungi Planet bersama-sama!”

Tangisan gadis Cetra terakhir itu membangunkan jiwa-jiwa yang sedang ‘mengembara’ di lautan Mako. Planet pun perlahan-lahan bangkit. Tentu, kebangkitan saja belumlah cukup, mereka bersama-sama mengendalikan energi yang sangat besar itu.

“Aku telah lama menunggu momen ini! Mari kita hempaskan Meteor itu dengan sekali serang!”

“Saatnya Avalanche Lifestream Division beraksi! Meskipun Barret tidak ada di sini, aku lah yang akan memimpin!”

“Tidaaak! Aku juga ingin menjadi pemimpin juga! Curang kau, Mr. Wedge!”

“Kalian semua tidak pernah bersemangat seperti ini ketika kita masih bersama Barret dulu. Mari kita lakukan ini dengan sungguh-sungguh demi Marlene… Tidak, demi kehidupan Planet ini!”

Dengan semua usaha itu, jumlah arus cahaya yang tak terhitung jumlahya muncul ke permukaan, bergabung menjadi satu dengan Lifestream. Melindungi Planet seperti jaring, mendorong kembali Meteor menuju luar angkasa. Pergerakan cahaya-cahaya itu terlihat seperti *Valkyrie yang sedang memimpin pasukan abadinya melintasi surga. *sengaja tidak di terjemahkan karena bingung Vakyrie mau di terjemahkan jadi apa

“Hey Aerith, apa kau melihat bagaimana Cloud mengakhirinya?”

Zack tiba-tiba muncul di sampingnya. “Itu merupakan teknik pedangku juga. Apa itu membuatmu untuk jatuh cinta pada ku lagi?”

Dengan kekuatan yang tersisa, Holy mulai menunjukkan reaksinya. Bagian-bagian Meteor perlahan mulai terkikis menjadi debu dan mendorong Meteor menuju luar angkasa. Dan pada akhirnya Meteor itu tidak menjadi ancaman lagi bagi Planet dan menunggu hingga hancur dengan sendirinya.

Planet telah lolos dari bencana.

Di atas Highwind, Cloud melihatnya. Begitupun juga Tifa, Barret dan yang lainnya. Mereka merasa seperti melihat Aerith selalu mengawasi perjuangan mereka selama ini yang terus membekas ke dalam ingatan mereka masing-masing.

Ini adalah waktu untuk kembali bergerak, kesedihan mereka telah sedikit tersembuhkan.

Dan juga, kehidupan di Planet terus berjalan.

Menuju era baru…
- Fin -
Terimakasih sudah mengikuti The Maiden Who Travels The Planet sampai usai. Tidak di perkenankan menguangkan hasil translasi The Maiden Who Travels The Planet. Copy Paste di persilahkan, asal cantumkan sumber dari blog ini. - Iqbal Sukarno Putra (Translator)
[CHAPTER 7] The Maiden Who Travels The Planet - LAST [CHAPTER 7] The Maiden Who Travels The Planet - LAST Reviewed by iqbalSP on 02:05 Rating: 5

No comments:

Advertise